Ting..ting..ting…ting…
Suara notifikasi WhatsApp dari handphone ku berdering beberapa kali…
Aku yg saat itu masih sibuk mengetik laporan bulanan belum sempat
memeriksa notifikasi tersebut. Oh iya, perkenalkan namaku Arif. Aku
seorang pekerja di sebuah Bank swasta. Aku masih lajang, semenjak
terakhir aku berpisah dengan mantan pacarku, Intan. Lebih tepatnya aku
ditinggal nikah. karena memang, usia kami adalah usia matang untuk
membina rumah tangga. Aku berusia 29 tahun, begitu pun dia. Tetapi aku
tidak terlalu ambil pusing walaupun, terasa sakit. :’) Karena kita sudah
membina hubungan lebih dari 5 tahun semenjak kita bertemu di kampus
yang sama. Namun, aku mencoba berbesar hati untuk melepaskan dia kepada
yang lain.
advertisement
Jujur! Karena aku sendiri belum siap untuk berkeluarga. Aku yakin dengan
pepatah, kalo jodoh gak akan kemana, atau jodoh memang jorok! Bisa
ketemu dimana saja. Hehe
Ahh.. akhirnya laporan bulanan sudah beres.. kulihat jam ditanganku
menunjukkan pukul 9 malam. Aku teringat notif WhatsApp yang sedari tadi
berbunyi. Duh, baru sempet liat hp nih..memang kebiasaanku kalo sudah
fokus semua hal bisa aku lupakan. Temasuk makan. Aku ambil handphone,
ternyata banyak sekali notifikasi yang masuk. WhatsApp, Instagram, toko
online..namun yg pertama kali aku buka WhatsApp dari pamanku. “Rif,
besok pagi om jadi pergi meeting ke ausie 3 hari. Tolong titip rumah,
bibi sama si dede kaya biasa ya..gausah dijemput, nanti aja sama Bi
Hana..kamu anter pergi sekolah aja ya sekalian berangkat kerja..” kira2
begitu isi pesannya. Beberapa hari yang lalu pamanku sudah berpesan
kalau dia bakal ada meeting dengan kliennya di Australia. Pamanku adalah
adik bungsu dari ibuku. Dia seorang pengusaha dibidang startup, Dan
memang aku sudah biasa dititipkan keluarga olehnya dikarenakan jarak
rumahku dan rumahnya tidak begitu jauh. Hanya berjarak beberapa
kilometer saja. Keluarga pamanku adalah keluarga kecil, dia baru
dikaruniai satu orang anak laki-laki yang masih duduk di bangku sekolah
dasar. Padahal usia dia terbilang sudah berumur, 39 tahun. Begitu juga
istrinya, Bi Hana. Dia memang cukup telat memiliki anak, mungkin karena
Bi Hana sama-sama bekerja sebelumnya. Dan keluarganya baru dikaruniai
anak setelah bi Hana memutuskan untuk berhenti bekerja dan memilih untuk
berjualan online di rumah. Aku balas WhatsApp dari pamanku, “iya siap,
om..! besok pagi sebelum berangkat kerja Arif jemput si dede ya,
pulangnya langsung stay di rumah. Safe flight..” begitu balasku.
advertisement
Malam itu aku bergegas pulang ke rumah.
Pagi hari aku berangkat kerja sekalian menjemput sepupuku. Tok..tok..tok..Biii..
Tak lama kemudian dari dalam rumah ada jawaban dari bibiku, “iyaa
Rif..si dede udah siap kok..” sahutnya. pintu rumah pun dibuka. “Barusan
bibi masukin bekel si dede dulu nih..” pungkasnya. “Iya bi, gpp arif
juga baru dateng banget kok..” jawabku.
Sekilas gambaran Bi Hana, dia orangnya cantik memiliki wajah
kearab-araban, keseharianya menggunakan hijab, postur badannya tidak
terlalu tinggi, namun cukup padat berisi apalagi semenjak melahirkan.
Bisa dibilang dia memiliki fisik impian para lelaki, kulit putih cantik
dan juga montok. Namun sama sekali aku tidak punya pikiran negatif
terhadapnya. Aku sangat menghormati dia karena dia istri dari pamanku.
Bibiku termasuk orang yang pendiam. Walaupun aku sudah sangat sering
tinggal dirumahnya, Aku jarang sekali terlibat obrolan panjang
dengannya. Hanya seperlunya saja.
A : Arif
B : Bi Hana
advertisement
B : Rif nanti pulang langsung kesini kan..?
A : Iya pasti bi, Arif juga udah bawa salin kok..
B : Iya , thanks ya. Maafin ngerepotin…tau sendiri bibi orangnya penakut…
A : Gpp Bi, lagian ngerepotin apaan hehe.. ngga kok.. lagian si dede jadi ada temen juga kan..
Kita berangkat dulu ya bi..
B : Iya Rif hati-hati yaa..
Pagi itu aku berangkat kerja bareng dengan sepupuku.. sekolahnya
kebetulan searah dengan jalan ke Kantor ku. Singkat cerita, hari itu aku
tidak pulang terlalu larut karena pekerjaanku sudah selesai ditambah
aku tidak akan pulang ke rumahku, tidak enak kalau aku pulang kemalaman
dan juga aku tahu betul karena bibiku seorang yang sangat penakut.
“Assalamualaikum…”
“Waalaikumsalam..sudah pulang Rif..?” jawab bibiku..
“Sudah bi, hari ini kebetulan ga banyak kerjaan nih.. kemaren laporan
nya Arif kebut..biar bisa aga santai..lagian kalo malem kasian bibi sama
dede..hehe”
“Iyaa Rif, kalau kamu pulang malem bibi cuma berdua sama si dede..kan sereemm..” katanya.
“Iya makanya Arif usahain pulang cepet bi..” kataku.
“Ya sudah mandi, ganti baju terus makan ya, bibi ga masak tapi udah beli tadi sekalian jemput si dede..” tambahnya.
Aku bergegas mandi, ganti baju dan makan. Selepas itu aku menemani sepupuku yang sedang belajar.
“ada PR ya dek..PR apa..?” tanyaku.
“PR matematika kak..” jawabnya
“Wah..kalau matematika mah kak Arif jagonya..sini kakak bantuin dede ngerjain prnya..” kataku dengan percaya diri.
Sedang asyik aku membantu mengerjakan pr sepupuku, tiba-tiba bi hana datang..
“Ehh.. kalo dikerjakan sama kak arif dede ga akan bisa atuh..” serunya
sambil dia mengoleskan kuas ke wajahnya. Rupanya dia sedang maskeran.
Lalu aku menjawab, “gak kok bi, arif cuma ngasih penjelasan aja sama
dede, biar tau cara ngerjain nya..” sahutku
Kala itu bi hana mengenakan Kimono tidur berbahan satin berwarna coklat
yang sangat kontras dengan kulit putihnya. Untuk ukuran aku yang telah
sering menginap di rumah ini, dan terbiasa dengan gaya berpakaian bibiku
kalau sedang di rumah, terlintas dipikiranku kalau bi hana terlihat
sangat seksi malam ini.
Aku mencoba mencairkan suasana dengan memujinya, “hmm..pantes bi Hana
awet muda, selalu rajin perawatan di rumah juga..” pungkasku..
“Kamu bisa aja rif..bibi sudah berumur gini memang harus rajin
perawatan, biar om kamu betah kalau lagi di rumah ..” jawabnya sembari
tersenyum.
Kendati usianya sudah hampir menginjak kepala empat bi hana memang
terlihat lebih muda dari usianya. Jika orang yang tidak mengetahui
usianya, pasti mereka akan berpikiran kalau bi hana masih berusia
dibawah 30an. Mata lentik hidung bangir khas timur tengah itu memang
masih belum dihinggapi kerutan tanda usia.
Jam menunjukkan pukul 9.
“Dek..udah jam 9, kalo prnya sudah selesai cepet tidur yaa, biar besok kamu ga susah dibangunin mama..” ujarnya
Melihat sepupuku bersiap untuk tidur, akupun pamit kepada bibiku untuk
masuk kamar. Sejujurnya aku belum ngantuk, tapi kurang enak kalo
sepupuku tidur dan aku hanya berduaan saja dengannya. Sebelum tidur aku
sempatkan ke kamar mandi untuk melakukan ritual sebelum tidur. Cuci
muka, Gosok Gigi dan pipis.
Setiba di kamar mandi, ketika aku hendak mengambil pasta dan sikat gigi,
entah kenapa mata dan pikiraku tertuju kearah sesuatu yang menggantung
disudut tembok dekat pintu kamar mandi. “Ahh itu kan cuma kaos yang
dipakai bi hana tadi sore..” gumamku
Entah berapa lama aku bergelut dengan pikiranku sehingga aku berdiri
cukup lama memandangi baju yang tergantung itu. Tak seperti biasanya,
aku yang tidak begitu tertarik dengan hal seperti itu, namun entah
kenapa aku sangat penasaran dengan baju bekas pakai bi hana yang
menggantung. Langkah demi langkah aku mencoba dekati gantungan itu.
Hingga akhirnya jarak ku dengan baju itu hanya berjarak sekitar satu
jengkal tangan. Ya, aku sudah berada tepat didepan baju yang tergantung.
Seperti dituntun tanganku berusaha meraih baju itu..dadaku berdebar
hebat pun keringat yang mulai mengucur deras dari kepalaku. Hingga pada
akhirnya aku berhasil meraih baju itu..”tanganku meraba dan meremas baju
yang masih tergantung..”hah..kok tebal..?!” Pikirku. baju yang tengah
ku remas ternyata menyembunyikan sesuatu didalamnya. Dan aku hapal
betul sesuatu yang sedang kuraba itu..
ya, itu seperti tali karet dengan pengait dari kawat, dan juga busa yang
empuk namun tidak begitu tebal..tidak salah lagi jika itu adalah BH!…
Aku menelan ludah karena saat itu tenggorokan ku terasa sangat kering.
Benar dugaanku. Pantas saja aku begitu penasaran dengan baju yang
menggantung. Rupanya bi hana menyembunyikan BH nya dibalik baju. Entah
apa yang sudah merasuki ku. Aku seperti kesetanan bergegas mengeluarkan
bh tersebut dari dalam bajunya. Rasa penasaranku terbayar ketika
ditanganku telah ku genggam bh berenda berwarna hitam dengan ukuran 36B!
Aku menciumi bh bi hana dengan nafas yang terengah-engah. Aroma parfum
dan sedikit wangi khas kecut dari keringat benar-benar membuatku kalap.
Centi demi Centi tak luput dari hidungku yang membauinya. Pikiranku
melayang jauh membayangkan apa yang disangga bh ini..
Aku lepaskan celana pendekku dan langsung duduk diatas toilet. Benar
saja batang kemaluanku sudah sangat keras seperti akan meledakkan semua
spermaku keluar.
Tak perlu waktu lama kukocok batangku dan aku keluar dalam waktu kurang
dari 10 menit. Gila.. ! Pikirku.. hanya bermodalkan kutang bekas pakai
aku bisa memuntahkan lahar kenikmatan. memalukan memang, tetapi mungkin
ini adalah efek sudah lamanya aku tidak menyentuh wanita sepeninggal
mantan pacarku dulu.. saat nafsu di ubun-ubun aku sempat berfikir
memuntahkan semua spermaku di Bh bi hana, tapi aku berfikir lagi mau
dikemanakan muka ku kalo bi hana tau bhnya aku gunakan sebagai bahan.
Aku bergegas merapikan semuanya ke tempat semula agar bi hana tidak
mencurigai ada hal minor yang telah terjadi di kamar mandinya. Aku
menyelesaikan ritual sebelum tidurku kemudian aku keluar dari kamar
mandi.
Begitu kagetnya saat kubuka pintu kamar mandi, bi hana berdiri dengan pose hendak mengetuk kamar mandi.
“Ehh..Rif..baru aja bibi mau ngetuk.. ” serunya.
Belum juga aku tersadar dari kagetku, aku dikagetkan kembali melihat
pakaian yang dipakai bibiku. Mataku tertuju ke Kimono yang tadi dipakai
ternyata sudah dilepas! Jadi bi hana hanya menggunakan dalemannya saja
yaitu baju tidur lingerie berbahan satin dengan belahan dada rendah
berbentuk huruf Y dihiasi renda bunga pada jahitan atasnya. Dengan pose
tangan yang masih mengangkat karena hendak mengetuk pintu, kulihat dua
bukit kembar menggantung yang sangat menantang dan juga lembah ketiak
yang sangat putih mulus rapi tercukur.
Jantung ku berdegup sangat kencang, karena sebelumnya aku telah
menggunakan bhnya sebagai bahan imajinasiku dan kini khayalan tersebut
terpampang nyata berdiri di depanku.
“Ee..ehh.. iya bi…bi hana mau ke air yaa?.. tanyaku
“Iya rif, bibi mau bersihkan masker nih…” Jawabnya