Disini awal kisah aku dengan mertuaku Mama Fetty keturunan Indo-Turki,
meski aku sendiri punya rumah tinggal sendiri.. tapi sebab menurut
cerita dari istriku, ibunya tidak sering sendiri dan kesepian maka
akupun lalu tinggalah di “Pondok Mertua Indah”.
Aku yang sibuk sekali dengan bisnisku onlineku, sedangkan Mama
Fetty pun sibuk, kami jadi kurang tidak sedikit berkomunikasi tapi
semenjak istriku jadi bintang sinetron 6 bulan lalu, aku dan
Mama Fetty jadi semakin akrab malahan kami kini sering mengerjakan
hubungan suami istri, begini kisah ceritanya.
Sejak istriku sibuk syuting sinetron, dia sering pergi terbang
keluar kota, otomatis aku dan mertuaku sering berdua di rumah,
sebab memang kami tidak punya pembantu sejak 3 bulan lalu. Suatu
saat istriku akan pergi ke Jogja, otomatis akupun segera
mengantarkan istriku ke stasiun kereta api.
Aku mampir ke lokasi rumahku dan baru pulang ke lokasi “Pondok
Mertua Indah” kira-kira jam 11.00 malam. Ketika aku masuk ke
lokasi tinggal aku kaget, rupanya mertuaku belum tidur. Dia
sedang menyaksikan TV seperti nonton sinetron.. di ruang keluarga.
“Eh, Mama. belum tidur…”
“Belum, John… saya fobia tidur bila di lokasi tinggal belum terdapat orang…”
“Oh, Maaf Ma, saya tadi mampir rumaku dulu. jadi agak telat…”
“Nadia… pulangnya kapan?”
“Ya… kira-kira hari Rabu ato Kamis, Ma… Oh. Udah malam Ma, saya istirahat dulu…”
“Ok… John, selamat tidur…”
Kutinggal Mama Fetty yang masih nonton TV, aku masuk ke kamarku, kemudian tidur.
Keesokannya, Sabtu Pagi saat aku terbangun dan mengarah ke ke
ruang makan kulihat Mama Fetty telah menyiapkan sarapan.. yang
rupanya nasi goreng, makanan favoritku.
“Selamat Pagi, John…”
“Pagi… Ma, wah Mama tau aja masakan kesenangan saya.”
“Kamu hari ini inginkan kemana John?”
“Tidak kemana-mana, Ma… sangat cuci mobil…”
“Bisa antar Mama, Mama inginkan antar pesanan berlian.”
“Ok. Ma…”
Hari tersebut aku mendampingi Mama pergi antar pesanan dimana kami pergi dari jam 09.00 hingga jam 07.00 malam.
Selama perjalanan, Mama mengisahkan bahwa dia merasa kesepian.
Semenjak Nadia sibuk dengan kegiatan shooting senetronnya. Sementara
dimana suami sudah pergi enga tau kapan pulangnya. Untungnya aku ada
malamnya. Sejak itulah aku jadi akrab dengan Mama Fetty .
Sampai di “rumah mertua indah” setelah berpergian seharian lalu
masing-masing kami mandi, setelah itu aku dan Mama nonton TV
bersama-sama, dia mengenakan baju istirahat modelnya baju handuk
sementara aku melulu mengenakan kaus dan celana pendek.
Tiba-tiba Mama menyuruhku untuk memijit mama. “John, kamu capek
nggak, bantuin mama..pijitin.. leher Mama yach… ini leher mama
pegal banget nih…”
“Dimana Ma?” “Sini . Leher sama punggung Mama…”
Aku kemudian berdiri sedangkan Mama Fetty duduk di sofa, aku mulai
memijat lehernya, pelan aku pijit leher dan punggungnya..awalnya biasa
namun lama-lama aku terangsang. Kulit lehernya yang putih bersih
dan mulus. Kupijat lembut terutama saat kerah baju tidurnya
diturunkan ke bawah… wah… rupanya Mama Fetty tidak mengenakan BH
dan payudaranya yang lumayan menantang ngintip dari punggungnya
dan harum wangi tubuhnya yang paling menusuk hidungku… Sungguh
merangsang.
advertisement
“Maaf, Ma… punggung Mama aku pijat…”
“Iya… di situ pegal…juga”
Pelan-pelan tangangku mulai pijit punggungnya sampai-sampai nafsu enga
tahan.. lihat lehernya yang putih, bersih dan mulus serta berbulu
halus. Tiba-tiba Mama berpaling ke arahku dan menghirup bibirku
dengan bibirnya yang mungil nan lembut, rupanya Mama Fetty pun
sudah mulai terangsang.
“John, Mama kesepian… Mama membutuhkanmu…” Aku enga jawab..
Mendadak.. Mama memasukkan lidahnya ke mulutku dan lidah kami
bertautan. Tanganku yang masih di punggungnya ditarik ke arah
payudaranya lalu putingnya aku plintir… payudaranya begitu kenyal
ketika aku sentuh.
Ini membuatku semakin terangsang, dan aku kemudian merubah
posisiku, dari belakang sofa, aku kini berhadapan dengan Mama
Fetty yang sudah melepaskan bajunya. Kini penampakan payudaranya
terlihat jelas olehku. Aku terpesona, rupanya tubuh Mama Fetty lebih
bagus dari kepunyaan anaknya sendiri, istriku. Aku baru kali ini
melihat tubuh ibu mertuaku yang toples.
“John, koq bengong, khan Mama udah bilang, Mama kesepian…”
“iya… iya . iya Mah,”
Ditariknya tanganku sampai-sampai aku terjatuh di atas tubuhnya,
kemudian bibirku dikecupnya kembali. Aku yang terangsang
membalasnya dengan memasukkan lidahku ke mulutnya…lidahku
disedotnya.
Tanganku mulai bergerilya pada payudaranya. Payudaranya yang
berukuran 36B kuremas-remas, putingnya kupelintir yang membuat Mama
Fetty menggoyangkan tubuhnya karena keenakan. Tangannya yang mungil
memegang penisku yang masih di balik celana pendekku.
Diusap-usapnya sampai penisku mulai mengeras …lalu celana pendekku
mulai kuturunkan.
Mulailah tangan mama Fetty mulai mengocok di balik celana dalamku
sampai menyentuh kepala penisku dengan tangannya yang lembut yang
membuatku gelisah. Keringat kami mulai bercucuran, payudaranya
tidak terpegang lagi oleh tanganku.. mulutku.. mulai menjilat-jilat
di payudaranya, putingnya kugigit, kuhisap dan kukenyot membuat..
Mama Fetty kelojotan, sedangkan penisku dikocoknya sehingga kian
mengeras. Tanganku mulai meraba-raba celana dalamnya yang
transparan, dari sela-sela cd dan pahanya yang putih mulus
kuraba memeknya yang berbulu lebat. Sesekali kumasukan jariku pada
liang memeknya yang membuat mama Fetty mengelinjang, mama
mepercepat kocokan tangannya dipenisku.
Hampir 10 menit lamanya kami saling mengocok.. terasa memeknya
sudah basah oleh cairan tercium bau harum..merangsang, kulepaskan
tanganku dari memeknya dan Mama Fetty melepas tangannya dari
penisku.
Mama Fetty kemudian berdiri di hadapanku aduh bau badannya
merangsang banget, lalu dilepaskannya baju tidurnya dan celana
dalamnya akhirnya aku dapat melihat dengan jelas tubuh Mama Fetty
yang bugil… tubuhnya sangat estetis dengan tubuh tinggi 167
cm, payudara berukuran 36B dan memek yang berbentuk huruf V
dengan berbulu lebat, membuatku menelan ludah saat melihatnya.
“John, ayo… puasin Mama…”
Aku kagum banget lihat body mama Fetty…
“Ma… tubuh Mama bagus sekali, lebih bagus dari tubuhnya Nadia…”
“Ah… masa sih.” “
Iya, Ma . Kalo tau gitu 2 tahun yang lalu, barangkali Mamalah yang saya nikahi…”
“Ah . kamu bisa aja…”
“Iya . Ma. bener deh.”
“Iya sekarang aja.. puasin Mama dulu. yang senang khan kamu dapat menikmati Mama sekarang…”
“Kalau Mama dapat memuaskan saya, saya bakal kawini Mama…”
Mama kemudian duduk lagi, celana dalamku diturunkan lalu penisku
digenggamannya, meski tidak terpegang semua sebab penisku yang
besar namun tangannya yang lembut paling mengasyikan…pelan-pelan
dikocok.
“John, kontolmu besar sekali, tentu Nadia puas yach.”
“Ah . nggak. Nadia . biasa aja Ma…”
“Ya . bila gitu kamu harus puasin Mama yach…”
“Ok… Mah…”
Mulut mungil Mama Fetty telah menyentuh kepala penisku, dijilatnya
dengan lembut, rasa lidahnya membuat kelojotan, kepala penisku
diusap dengan lembut. Penisku mulai dijilatnya hingga biji
pelirku.
advertisement
Mama Fetty berusaha memasukkan penisku yang besar ke dalam mulutnya
yang mungil namun tidak bisa, yang hanya dapat masuk kepala
penisku saja dalam mulutnya.
Oooo.. ini membuatku kelojotan, begitu nikmat.. lidah Mama Fetty
menjilat penisku dengan lembut. Hampir 15 menit lamanya penisku
dihisap membuatnya agak basah oleh ludahnya. Mama Fetty telah
tampak keletihan karena menjilat penisku dan membuatku semakin
merinding gemeteran karena keenakan.
Lalu.. Mama Fetty duduk di Sofa lalu aku yang jongkok di
hadapannya. Kedua kakinya kuangkat dan kuletakkan di bahuku.
Sungguh mempersona Memek Mama Fetty dengan berbulu lebat.. terpampang
di hadapanku dengan jarak selama 50 cm dari wajahku, namun
mengeluarkan bau harum menyegarkan memeknya menusuk hidungku.
“Ma, memek Mama wangi sekali, tentu rasanya enak sekali yach.”
“Ah, masa sih John, wangi mana dibanding punya Nadia dari punya Mama.”
“Jelas lebih wangi punya mama dong…dan merangsang ”
“Aaakkhh…”
Memek Mama Fetty sudah kusentuh dengan lidahku. Kujilat lembut
liang memek Mama Fetty, memek Mama Fetty rasanya paling
menyegarkan dan manis membuatku kian menjadi-jadi memberi jilatan
pada memeknya.
“Ma, memek… Mama sedap sekali. rasanya segar…”
“Iyaaaah… John terus… John… Mama baru kali ini memeknya dijilatin… ohhh. terus… sayang…”
Memek tersebut makin kutusuk dengan lidahku diantara jembut
lebatnya dan sampai ke klitorisnya yang rasanya pun sangat legit
dan menyegarkan. Lidahku kuputar dalam memeknya ku sapu juga bulu
jembutnya, biji klitorisnya kujepit bibir dan di lidahku.
Kuhisap sarinya yang menciptakan Mama Fetty menjerit keasyikan
dan tubuhnya menggelepar ke kanan ke kiri di atas sofa laksana
cacing kepanasan…
“Ahh… ahh. oghh oghh… awww. argh. arghh. lidahmu John… agh, eena… enakkkhh. aahh… trus. trus…”
Klitoris Mama Fetty yang manis sudah berakhir kusedot hingga
berulang-ulang, tubuh Mama Fetty hingga terpelintir di atas
sofa, urusan tersebut kulakukan nyaris 30 menit dan dari
memeknya sudah mengeluarkan cairan putih jernih kental dan rasanya
manis juga, cairan itupun dengan cepat kuhisap dan kujilat
sampai bersih di memek dan jembutnya.. maupun paha mama Fetty.
Memek Mama Fetty akhir aku trobos sama penisku yang diameternya 4
cm dan panjangnya 17 cm, sesudah 6 kali coblos. Pinggulku
kugerakan maju-mundur mengurangi memek Mama Fetty yang telah
tertusuk oleh penisku, Mama Fetty hanya dapat menahan rasa sakit
yang enak dengan memejamkan mata dan melenguh kenikmatan,
badannya digoyangkan membuatku semakin motivasi menggenjotnya
sampai sampai seluruh penisku masuk ke memeknya.
“John. nggehhh. ngghhh. Kontolmu menusuk hingga ke perut. nich. agggghhh . agghhh. aahhh. eenaakkhh…”
Aku juga merasa keheranan sebab pada ketika masukkan penisku ke
memeknya Mama Fetty terasa sempit, namun sekarang dapat sampai
tembus ke perutnya. Payudara Mama Fetty yang ranum dan terbungkus
kulit yang putih bersih dihiasi puting kecil kemerahan telah
kuterkam dengan mulutku.
advertisement
Payudara tersebut sudah kuhisap, kujilat, kugigit dan kukenyot
hingga putingnya mengeras laksana batu kerikil dan Mama Fetty
belingsatan, “Arrrgghhhh . argghhh . aakkkhh. Mama… terbit nich
John… kamu belum ngecrot yach.?”
Aku tidak menjawab sebab tubuhnya kuputar dari posisi terlentang
dan kini posisi menungging dimana penisku masih tertancap dengan
kerasnya di dalam memek Mama Fetty, sementara dia telah lemas tak
berdaya. Kuhujam memek Mama Fetty berkali-kali sedangkan Mama Fetty
yang telah lemas seakan tidak bergerak menerima hujaman penisku,
Payudaranya kupegang dari belakang dan kuremas-remas, punggungnya
kujilat.
“Akhh . akh. Ma, memek Mama rapet sekali…”
Akhirnya aku ambruk juga setelah nyaris 2,5 jam menikmati.. akhir
aku ngecrot di dalam… sungguh nikmat memek berjembut lebat mertuaku,
karena cape aku tidur diatas tubuh Mama Fetty yang telah lemas
lebih dulu.
Aku dan Mama Fetty terbangun selama jam 12.30 malam dan kami pindah
istirahat ke kamar Mama , sesudah berbaring di sebelah Mama
dimana kami masih sama-sama bugil sebab baju kami terdapat di
sofa, Mama Fetty memelukku dan mencium pipiku.. lalu mama bilang.
,”Nanti ngentot.. lagi ya”… Pinta mama Fetty…. “Siapp ma”